Empat Titik Kritis Akibat Perubahan Iklim Ini Bisa Mengubah Bumi di Masa Depan

- 10 September 2022, 05:59 WIB
Ilustrasi. 4 titik kritis dampak perubahan iklim bisa mengubah masa depan Bumi
Ilustrasi. 4 titik kritis dampak perubahan iklim bisa mengubah masa depan Bumi /Pixabay/Pete Linforth/

JEMBRANABALI.COM - Tim ilmuwan internasional menjelaskan dalam sebuah penelitian di jurnal Science, keruntuhan lapisan es Greenland dan Antartika Barat, hilangnya terumbu karang tropis di seluruh dunia, dan pencairan lapisan es utara yang tinggi yang melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca yang terperangkap di tanah yang sekarang membeku, adalah empat titik kritis yang signifikan akibat perubahan iklim.

Hal itu dipicu pada pemanasan 1,5 derajat Celcius, yang tiga persepuluh derajat (setengah derajat Fahrenheit) lebih hangat dari sekarang. Kebijakan dan tindakan saat ini menempatkan Bumi pada lintasan pemanasan sekitar 2,7 derajat Celcius (4,9 derajat Fahrenheit) sejak masa pra-industri, menurut beberapa proyeksi.

Baca Juga: Mengenang Ratu Elizabeth II, Inilah Sumpah Janji Raja Charles Kepada Semua Rakyat Inggris

"Semoga kita tidak benar," kata Tim Lenton, seorang ilmuwan sistem Bumi di University of Exeter di Inggris.

Konsep titik kritis telah ada selama lebih dari satu dekade, tetapi penelitian ini melihat lebih jauh ambang batas suhu, kapan mereka dapat dipicu dan apa dampaknya terhadap manusia dan Bumi, dan dalam 15 tahun terakhir atau lebih ternyata tingkat risikonya terus naik,” kata Lenton

“Ada kemungkinan besar beberapa titik kritis ini tidak dapat dihindari. Dan oleh karena itu, sangat penting bagi kami untuk lebih memikirkan bagaimana kami akan beradaptasi dengan konsekuensinya.”

Baca Juga: 5 Rekomendasi Desa Wisata untuk Anda yang Punya Beban Hidup Super Berat

Waktu adalah masalah utama untuk titik kritis dalam dua hal, ketika kapan mereka menjadi terpicu dan ketika kapan mereka menyebabkan kerusakan.

Dalam banyak kasus, seperti runtuhnya lapisan es, dampaknya, meskipun tak terhindarkan, membutuhkan waktu berabad-abad, kata para ilmuwan.

Namun beberapa di antaranya, seperti hilangnya terumbu karang, bisa menyebabkan lebih banyak kerusakan hanya dalam satu atau dua dekade.

Halaman:

Editor: Sri Wahyu Ningsih

Sumber: Apnews.com


Tags

Terkait

Terkini

x