Puji Tuhan, Dirjen WHO Mengatakan Akhir Pandemi COVID-19 Sudah di Depan Mata

- 22 September 2022, 08:05 WIB
dr. Tedros Adhanom Gebreyesus mengatakan akhir pandemi sudah di depan mata
dr. Tedros Adhanom Gebreyesus mengatakan akhir pandemi sudah di depan mata /IANS News/Tangkapan Layar

JEMBRANABALI.COM - Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa akhir pandemi COVID-19 sudah di depan mata, meskipun demikian sekarang ini belum waktunya untuk melonggarkan langkah-langkah pengendalian infeksi.

"Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi," kata Dr Tedros selama konferensi pers di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.

"Kami belum sampai di sana, tapi akhirnya sudah di depan mata."

Baca Juga: Membacakan Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur Bisa Mengurangi Ketergantungan Terhadap Gadget

Dr Tedros secara resmi menyatakan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada Januari 2020 dan menetapkan wabah itu sebagai pandemi pada Maret 2020.

Tedros juga mengatakan saat ini para pemimpin dunia perlu bertindak pada enam bidang fokus utama untuk mengakhiri PHEIC:

1. Testing, terus melakukan testing dugaan kasus COVID-19 dan melacak infeksi yang dikonfirmasi

Baca Juga: Hore, Pemerintah Upayakan Bali Jadi Pusat Nomad Digital Dunia

2. Perawatan klinis, merencanakan lonjakan dan mengobati long COVID.

3. Vaksinasi, mencapai target kritis dan memprioritaskan demografi yang berisiko .

4. Pengendalian infeksi, mempertahankan langkah-langkah di fasilitas perawatan kesehatan.

5. Membangun kembali kepercayaan pada otoritas kesehatan masyarakat, memberikan informasi kesehatan yang kredibel, dapat diakses, dan dapat ditindaklanjuti.

6. Mengelola 'infodemik' COVID-19, melatih petugas kesehatan untuk mengidentifikasi dan mengatasi misinformasi kesehatan dengan lebih baik.

Baca Juga: Rabu Ini, Artemis I Akan Melakukan Tes Lanjutan Persiapan Peluncuran Misi ke Bulan

"Seorang pelari maraton tidak berhenti ketika garis finis mulai terlihat," kata Dr Tedros.

"Dia berlari lebih keras, dengan semua energi yang tersisa. Begitu juga seharusnya kita.”

"Kita dapat melihat garis finish, kita berada dalam posisi menang, tetapi sekarang adalah waktu terburuk untuk berhenti berlari, karena sekarang adalah waktu untuk berlari lebih keras dan memastikan kita bisa melewati garis dan menuai hasil dari semua kerja keras kita."

Dr Tedros memperingatkan adanya kemungkinan risiko "lebih banyak varian, lebih banyak kematian, lebih banyak gangguan, dan lebih banyak ketidakpastian" jika dunia melonggarkan langkah-langkah COVID-nya sekarang.

Baca Juga: Snapdragon 4 Gen 1 dan Snapdragon 6 Gen 1, chipset baru Qualcomm

Sampai saat ini WHO telah melaporkan bahwa lebih dari 12 miliar dosis vaksin COVID telah diberikan di seluruh dunia.

Ia mengatakan negara-negara harus berusaha untuk mencapai cakupan vaksinasi "aspiratif" sebesar 100 persen pada kelompok prioritas tinggi, seperti orang dewasa yang lebih tua, petugas kesehatan, dan orang-orang yang mengalami immunocompromised.

"Pekan lalu, jumlah kematian mingguan yang dilaporkan akibat COVID-19 adalah yang terendah sejak Maret 2020," kata Dr Tedros.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kuku Anda Tetap Sehat dan Kuat di Rumah

 

Secara global, 10.935 kematian COVID tercatat pada minggu 5 hingga 11 September, menurut laporan terbaru WHO. Turun lebih dari 20 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Pada 11 September, lebih dari 6,4 juta kematian COVID telah dilaporkan secara global sejak pandemi dimulai.

Editor: Sri Wahyu Ningsih

Sumber: abc.net.au


Tags

Terkait

Terkini

x