Ilmuwan China Temukan Mineral Bulan Baru, Changesite (Y)

- 10 September 2022, 22:37 WIB
Ilmuwan China Temukan Mineral Bulan Baru, Changesite (Y)
Ilmuwan China Temukan Mineral Bulan Baru, Changesite (Y) /Pixabay/Chil Vera/

JEMBRANABALI.COM - Ilmuwan China telah menemukan mineral bulan baru melalui penelitian pada sampel yang diambil dari Bulan oleh misi Chang'e-5 China, Badan Antariksa Nasional China (CNSA) dan Otoritas Energi Atom China. (CAEA)

Ini adalah mineral baru pertama yang ditemukan di Bulan oleh China dan yang keenam oleh manusia. Temuan baru ini menjadikan China menjadi negara ketiga di dunia yang menemukan mineral baru di Bulan, kata Dong Baotong, wakil direktur CAEA.

Mineral baru, yang diberi nama Changesite-(Y), adalah sejenis kristal kolumnar transparan tak berwarna. Itu ditemukan dari analisis partikel basal bulan oleh tim peneliti dari Beijing Research Institute of Uranium Geology (BRIUG), anak perusahaan dari China National Nuclear Corporation.

Baca Juga: Canelo Vs. Golovkin III, Bukan Hanya Soal Zapoteca Belt WBC Tetapi Juga Soal Pengakuan

Changesite-(Y) telah resmi disetujui sebagai mineral baru oleh Komisi Mineral Baru, Nomenklatur dan Klasifikasi Asosiasi Mineralogi Internasional.

 Li Ziying, pemimpin tim peneliti BRIUG, mengatakan penemuan ini sangat penting secara ilmiah untuk mempelajari mineral bulan, evolusi bulan, dan eksplorasi luar angkasa.

Pada tahun 2020, misi Chang'e-5 China mengambil sampel dari Bulan dengan berat sekitar 1.731 gram, yang merupakan sampel bulan pertama yang diambil dalam waktu lebih dari 40 tahun.

Baca Juga: Waspada, Indeks Pembangunan Manusia Global Catat Rekor Terburuk

Li mengatakan para ilmuwan China dapat membuat penemuan baru karena adanya kemajuan teknologi, serta lingkungan yang unik dari lokasi pengambilan sampel probe Chang'e-5 di wilayah barat laut Oceanus Procellarum, yang juga dikenal sebagai Samudra Badai, di Bulan.

Lokasi ini dipilih karena wilayah tersebut memiliki usia geologi yang relatif muda, dibandingkan dengan wilayah sampling Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Halaman:

Editor: Sri Wahyu Ningsih


Tags

Terkait

Terkini

x