Pembuat Truk Hino Dikeluarkan dari Kemitraan Kendaraan Komersial yang Dipimpin Toyota

- 26 Agustus 2022, 15:30 WIB
Ilustrasi logo Toyota. (Pixabay)
Ilustrasi logo Toyota. (Pixabay) /Pixabay

JEMBRANABALI.COM - Toyota Motor Corp dan perusahaan lainnya yang terlibat dalam kemitraan kendaraan komersial telah mengeluarkan Hino Motors dari grup atas skandal yang melibatkan pemalsuan data mesin, Toyota mengatakan pada hari Rabu.

Ini adalah langkah paling tegas yang diumumkan sejauh ini oleh Toyota, yang memiliki 50,1 persen pengendali di Hino, sejak skandal itu meletus pada Maret.

Kemitraan yang dikenal sebagai Commercial Japan Partnership Technologies (CJPT) ini didirikan pada April 2021 oleh Toyota, Hino, dan Isuzu Motors untuk memfasilitasi pengembangan teknologi untuk kendaraan komersial. Suzuki Motor Corp dan Daihatsu bergabung pada bulan Juli di tahun yang sama.

"Kami percaya bahwa partisipasi Hino akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi para pemangku kepentingan, dan kami telah memutuskan bahwa adalah tepat untuk mengeluarkan Hino dari CJPT," kata Presiden Toyota Akio Toyoda dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: 5 Catatan Menarik Pep Guardiola Usai Pertandingan Lawan Barca

Saham ekuitas 10 persen Hino di CJPT akan ditransfer ke Toyota, kata pernyataan itu.

"Kami menanggapi keputusan ini dengan sangat serius," kata Hino dalam sebuah pernyataan menanggapi pencopotan Hino dari CJPT, menambahkan bahwa mereka sedang bekerja untuk memperbaiki masalah yang menyebabkan pelanggaran tersebut.

Dengan pengusiran itu berarti Hino akan dikeluarkan dari perencanaan bersama dan perjanjian lain dalam kemitraan, kata Toyota.

Toyota mengatakan Hino "akan memainkan peran minimal" dalam proyek yang diumumkan sebelumnya yang akan dimulai pada tahun 2023 untuk mengembangkan van komersial listrik kecil dan truk listrik sel bahan bakar tugas ringan untuk mengangkut barang-barang antara Tokyo dan prefektur Fukushima.

Hino mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan menangguhkan pengiriman truk kecil setelah penyelidikan kementerian transportasi mengungkapkan bahwa sekitar 76.000 truk kecilnya yang dijual sejak 2019 belum menjalani jumlah tes mesin yang diperlukan.

Halaman:

Editor: Sri Wahyu Ningsih

Sumber: Today


Tags

Terkait

Terkini

x