Mengapa bahasa Belanda tidak banyak digunakan di Indonesia padahal Belanda telah menjadi bagian dari Indonesia

- 24 Oktober 2022, 22:23 WIB
Kenapa bahasa belanda asing di telinga bangsa indonesia
Kenapa bahasa belanda asing di telinga bangsa indonesia /Nationaal Archief Belanda


JEMBRANABALI.COM - Dengan kata lain, hubungan Belanda dan Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan hubungan negara-negara Eropa kolonial lainnya di negara tetangga.

Belanda mengalami pendudukan karena adanya kepentingan ekonomi mengingat potensi Sumber Daya Alam Indonesia yang sangat menguntungkan bagi perekonomian Negeri Kincir Angin. Oleh karena itu, pemerintah kolonial Belanda umumnya menangani segregasi rasial dengan mengadakan dialog antara orang Eropa dan orang asing (pribumi), dengan penggunaan bahasa Belanda secara khusus dibatasi hanya pada urusan ambtenaar, atau administrasi kolonial saja.

 

Berangkat dari karakteristik politik ini, maka tentu saja memiliki penguasaan bahasa Belanda dari orang Indonesia umumnya tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara-negara eks-koloni lain, seperti Amerika Latin yang terkena hegemoni bahasa Portugis-Spanyol, akibat politik imperialisme Kera

Oleh karena itu, masyarakat Indonesia diyakini tidak mengenal bahasa Belanda. Sebaliknya, ketidakmampuan pemerintah belanda juga tidak terlalu mempedulikan untuk mengajarkan bahasa itu kepada warga pribumi berpangkal pada kenyataan bahwa tidak ada tujuan lain keberadaan mereka selain untuk memudahkan administrasi kolonial.

Baca Juga: Tahukah Anda Berikut Adalah Pengetahuan Sepele yang Bisa Menyelamatkan Hidup Anda

Sebagai titik tolak, pendidikan bagi masyarakat Indonesia dan akses terhadap sastra (baik membaca maupun menulis) dimulai pada tahun 1900 berkat program politik etis Van Deventer yang dilaksanakan pada tahun 1901.

Ya, pengenalan pendidikan modern (baca=Barat) dimulai pada tahun pertama abad kedua puluh satu. Sistem pendidikan "balas budi" di Belanda ini tidak melarang penggunaan bahasa nasional, Bahasa Belanda, di sekolah rakyat, tetapi bahasa Melayu sebagian besar telah menggantikannya sebagai bahasa pengantar bagi mayoritas penduduk di sekolah dasar dan menengah. karena tujuan utamanya adalah menggunakan warga pribumi sebagai sumber tenaga kerja yang murah untuk kebutuhan pemerintah kolonial.

Selain itu, penggunaan bahasa Belanda dalam pendidikan kolonial terbatas pada sekolah-sekolah yang melayani siswa Eropa, Asia, dan bangsawan, seperti ELS, HIS, dan HCS (atau sederajat), yang pada saat itu memiliki mayoritas siswa. dari zaman kolonial yang berada di kelas bawah.

Sebaran penuturan bahasa Belanda tidak merata karena masyarakat pribumi yang sulit mendapat akses ke pengajaran bahasa Belanda. Terlepas dari kenyataan bahwa ada beberapa orang yang cenderung hanya menyukai kelas atas dan mereka yang dekat dengan politik kolonial, masyarakat umum secara keseluruhan tidak terlalu terganggu oleh kurangnya kemahiran dalam bahasa dan lebih cenderung untuk menghormati dasar. hak asasi manusia, seperti hak untuk hidup dalam damai selama masa-masa sulit ini.

Baca Juga: Viral Peristiwa dan Fenomena Unik dan Aneh yang Pernah Terjadi, dari serangan Tarantula Sampai Serangan Tikus

Selain politik kolonial saat ini, setelah Indonesia merdeka, penggunaan bahasa Belanda sebagai bahasa nasional menyebabkan Orde Lama dan Orde Baru menjadi sangat sensitif terhadap isu kolonial.

Prevalensi Bahasa Melayu Pasar sebagai bahasa utama masyarakat umum selama periode ini menabur benih nasionalisme dengan mengangkat Bahasa Indonesia ke status bahasa resmi negara bagi warga pribumi. Upaya penghapusan unsur kebelandaan juga dilakukan dari hal yang paling fundamental, berisi kebijakan pengubahan nama lokasi menjadi lebih keindonesiaan, misalnya:

  1. Koningsplein menjadi Lapangan Merdeka;
  2. Meester Cornelies mengubah namanya menjadi Jatinegara;
  3. Citadelweg berubah menjadi Jalan Veteran I;
  4. Waterlooplein menjadi Lapangan Banteng;
  5. Onrust Eiland menjadi Kepulauan Seribu, dsb.

Interaksi antara politik segregasi kolonial dan semangat kemerdekaan Indonesia modern yang tidak menganut bahasa Belanda sebagai bahasa nasionalnya, telah berhasil menjadikan Indonesia sebagai salah satu sejarah ilmu pengetahuan yang paling khas, dengan bangsa-bangsa pribumi tidak memahami bahasa penjajahnya dalam konteks penggunaan nyata di era modern.

Namun terlepas dari itu, Bahasa Belanda digunakan secara luas di Indonesia, meskipun hanya dalam bentuk Serapan dan aksara baru yang berasal dari Nusantara.***

Editor: Hasanudin


Tags

Terkait

Terkini

x