Setelah Sempat Tertunda, Pemerintah Resmi Naikkan Harga Bahan Bakar Subsidi

- 4 September 2022, 11:49 WIB
Pemerintah Indonesia resmi naikkan BBM subsidi
Pemerintah Indonesia resmi naikkan BBM subsidi /Antara Foto/Muhammad Bagus Khoirunas/

JEMBRANABALI.COM - Pemerintah Indonesia telah menaikkan harga bahan bakar bersubsidi sekitar 30 persen pada hari Sabtu, 3 September 2022. Pemerintah berpendapat bahwa langkah itu dilakukan untuk mengendalikan subsidi yang membengkak, meskipun ada risiko protes massal.

“Pertalite dari Rp7.650 per liter jadi Rp10.000 per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter jadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.000 jadi Rp14.500 per liter. Ini berlaku 1 jam sejak diumumkan, pada pukul 14.30 WIB," kata  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif saat mendampingi Jokowi."

“Saya sebenarnya ingin harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi, tapi anggaran untuk subsidi sudah tiga kali lipat dan akan terus meningkat,” kata Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers.

“Sekarang pemerintah harus mengambil keputusan dalam situasi yang sulit. Ini pilihan terakhir pemerintah,” kata Jokowi. 

Baca Juga: Kebocoran Hidrogen Masih Terjadi, NASA Kembali Batalkan Peluncuran Artemis 1

Subsidi energi 2022 kini telah menjadi 502 triliun rupiah ($34 miliar), tiga kali lipat dari anggaran semula, didorong oleh kenaikan harga minyak dunia dan depresiasi mata uang rupiah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan masih dibutuhkan lebih banyak uang meskipun harga bahan bakar naik, dengan jumlah yang tergantung pada harga minyak mentah internasional.

Dia memperkirakan total subsidi energi akan berkisar antara 591 triliun ($0,04 triliun) dan 649 triliun rupiah untuk tahun ini setelah kenaikan harga, dengan asumsi harga minyak mentah rata-rata tetap di kisaran $85 hingga $100 per barel untuk sisa tahun 2022.

Sebelum kenaikan harga, anggaran untuk subsidi energi mencapai Rp 698 triliun ($ 0,47 triliun).

Baca Juga: Ramaikan Kompetisi HP Kelas Sejutaan, Vivo Luncurkan Y16 di Indonesia

“Kami sedang memantau dampaknya terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi, serta kemiskinan,” kata Sri Mulyani.

Subsidi energi yang tinggi sebelumnya membuat inflasi Indonesia tetap rendah, memungkinkan bank sentral untuk menunda kenaikan suku bunga hingga bulan lalu, jauh di belakang rekan-rekan regional dan global. Tingkat inflasi Agustus sebesar 4,69 persen. 

Hariyadi Sukamdani, Ketua Kelompok Usaha Asosiasi Pengusaha Indonesia, mengatakan tekanan harga secara keseluruhan dari kenaikan harga bahan bakar minyak tidak akan terlalu besar, dengan ekspektasi inflasi akan mencapai 6% pada akhir tahun.

Harga bahan bakar adalah masalah politik yang sensitif di Indonesia, dan perubahan tersebut akan memiliki implikasi besar bagi rumah tangga dan usaha kecil, karena bahan bakar bersubsidi menyumbang lebih dari 80% dari penjualan raksasa minyak milik negara Pertamina.

Baca Juga: Hati-hati, 20 Ciri Orang Tua Toxic Ini Bisa Hancurkan Pribadi Anak

Kenaikan harga bahan bakar terakhir terjadi pada 2014, beberapa bulan setelah Jokowi menjabat, yang bertujuan untuk membebaskan ruang fiskal. Hal itu memicu protes di seluruh nusantara.

Pemerintah telah mengalokasikan total tambahan Rp 24,17 triliun untuk bantuan tunai untuk membantu masyarakat miskin mengatasi dampak kebijakan tersebut, kata Jokowi.

Sesaat setelah pengumuman kenaikan harga tersebut, Pertamina menyatakan komitmen untuk memastikan kecukupan pasokan BBM secara nasional.

Editor: Sri Wahyu Ningsih


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah