Berikut Referensi 5 Desa Wisata di Bali yang Rekomended untuk di Kunjungi

14 Juli 2022, 20:05 WIB
Rekomendasi Desa Wisata Bali /Dokumentasi : kemenparekraf.go.id/

 

JEMBRANABALI.COM - Budaya Bali kerap menarik perhatian wisatawan karena masih kental dan tidak tergerus di zaman modern ini. Saat berkunjung, wisatawan sering mengunjungi desa adat atau desa wisata untuk belajar tentang budaya dan kehidupan masyarakat setempat.

"Bahkan saat ini, dunia masih Penglipuran, dalam konteks budaya selain desa wisata," kata Ketua Himpunan Pemandu Wisata Indonesia (HPI) Bali, Nyoman Nurta, kepada JembranaBali.com.

Selain Desa Penglipuran, Nyoman mengatakan masih banyak desa wisata yang tak kalah pentingnya untuk dikunjungi. Apa pun?

1. Desa Penglipuran

Desa panglipuran

Urutan pertama wajib di isi oleh desa Penglipuran, yang berisikan masyarakat Mula Bali ini terletak di Desa Kubu, Kabupaten Bangli. Tepatnya di dataran tinggi di sekitar kaki Gunung Batur.

Baca Juga: Ternyata Begini Cara Install Ulang HP Android dengan Metode Factory Reset

Saat menginjakkan kaki di sana, wisatawan akan merasakan suasana desa yang tenang dan asri yang namanya berasal dari "Pengeling Pura".

Oleh karena itu, ini adalah tempat suci untuk mengingat leluhur. Bukan hanya udaranya yang sejuk, namun bentuk bangunan setiap rumah yang seragam, yang terhubung satu sama lain melalui koridor, menarik perhatian orang.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di sana hidup berdampingan secara harmonis. Jika berkunjung ke sana, wisatawan dapat mempelajari aturan adat, tradisi unik, dan berbagai acara ritual termasuk Galungan.

Ini adalah aturan adat yang berlaku bagi seorang pria untuk melarang mereka memiliki lebih dari satu istri. Jika melanggar, mereka akan dikucilkan di tempat yang bernama Karang Blending.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Website Lowongan Pekerjaan Terpercaya di Indonesia

Jika ingin mempelajari lebih dalam tentang aturan adat lainnya, Anda bisa menginap di sejumlah homestay yang telah disediakan sambil menikmati jajanan khas Bali bernama Sueg yang terbuat dari umbi-umbian.

Untuk memasuki kawasan desa Penglipuran, wisatawan harus menempatkan kendaraan roda dua atau empat di area parkir yang telah disediakan.

2. Desa Tigawasa

Desa Komunitas Bali Mula terletak di Kecamatan Banjar, Kabupaten Bulling. Berada di ketinggian sekitar 500-700 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Saat berkunjung ke sana, wisatawan bisa melihat banyak sekali persawahan dan persawahan yang masih asri. Anda bisa mengagumi pemandangan sambil menikmati sejuknya udara di Kobu Alam.

Kubu Alam adalah tempat orang singgah dengan melintasi jalan desa Tigawasa dari Denpasar-Singaraja dan sebaliknya.

Pengunjung dapat menikmati kopi robusta yang dipetik langsung dari kebun petani setempat sambil melihat perbukitan dari platform pengamatan bambu.

Baca Juga: Tahukah Kamu Jika Jika Gaya Hidup Kaum Rebahan Sangat Berbahaya Untuk Kesehatan

Setelah menikmati pemandangan, jelajahi salah satu desa kuno Buleling dan berinteraksi dengan masyarakat setempat sambil belajar tentang budaya, tradisi, dan adat istiadat terkini.

Salah satu tradisi unik Tegawasa adalah tidak mengkremasi jenazah pada upacara Ngabeen. Jenazah akan dikubur dan dibungkus dengan kain batik.

Saat berkunjung, jangan lupa untuk membeli kerajinan anyaman bambu Sukasi dan Lencana. “Wisatawan dapat melihat aktivitas masyarakat setempat yang masih berpedoman pada adat istiadat masa lalu, yang tidak begitu tercemar oleh teknologi digital,” kata Neumann.

3. Desa Sidatapa

Desa Sidatapa juga merupakan salah satu desa kuno yang ada di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Desa ini terletak di ketinggian sekitar 450 meter di atas permukaan laut.

Selain bisa belajar tentang sejarah dan budaya setempat, wisatawan juga bisa melihat rumah adat tua bernama Bale Gajah Tumpang Salu yang sudah ada sejak sekitar tahun 785 Masehi.

Rumah itu unik karena bangunannya muncul di jalan, dindingnya terbuat dari tanah, dan dua belas tiangnya terbuat dari kayu.

Bale Gajah Tumpang Salu memiliki beberapa bagian yang disebut Tri Mandala, yang memiliki fungsi masing-masing seperti kegiatan sehari-hari atau tempat persembahyangan.
Selama di sana, wisatawan juga bisa membeli kerajinan anyaman bambu dan menyaksikan tarian dan ritual di desa Sidatapa.

Baca Juga: Rekomendasi 5 HP Harga 3 Jutaan Terbaik dan Terbaru 2022

Ada juga objek wisata Air Terjun Mamba yang letaknya sekitar 2 km dari desa. Air terjun ini terletak di tengah hutan dan dikelilingi pepohonan yang masih asri.
Wisatawan tidak hanya dapat mempelajari sejarah, ritual dan adat istiadat desa Sidatapa, tetapi juga berwisata alam selama berada di sana.

4. Desa Cempaga 

Desa Cempaga di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng merupakan salah satu desa kuno dengan sejarah, budaya, tradisi dan tarian yang sakral.
Beberapa tarian yang bisa dilihat di sana adalah tari Jangkang, tari Baris, tari Pendet, dan tari Rejang.

Biasanya, tarian sakral akan dilakukan di pura desa Simbaja. Wisatawan bisa melihatnya saat berkunjung ke sana pada waktu-waktu tertentu.

Selain itu, ada pula Upacara Mecacar yang berlangsung di pura sekitar pukul 01:00 WITA dalam Upacara Galungan, Upacara Kuningan, dan Mahakarya Muayon.

Baca Juga: Gitaris Legend Carlos Santan Ambruk Di Atas Panggung, Di Duga Dehidrasi Dan Kelelahan

Desa Cempaga memiliki alam yang masih asri dan bersih. Udaranya sejuk karena desa ini terletak di dataran tinggi. Sambil menikmati pemandangan, kunjungi Restoran Sunset Hill yang dioperasikan oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Cempaga.


"Desa Tejawasa, Desa Sidataba, dan Desa Simbaga merupakan tiga kabupaten yang membentuk Bali Mula. Mereka adalah destinasi yang akan ditunjuk," kata Nyoman.

5. Desa Tenganan

Desa Tenganan terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Desa ini masih mempertahankan rumah dan adat istiadat yang sudah ada sejak dahulu kala. Hal ini dikarenakan masyarakat desa memiliki aturan adat yang sangat kuat yang disebut awig-awig.

Aturan adat sudah ada sejak abad kesebelas, dan diperbaharui pada tahun 1842. Deretan rumah adat yang masih dilestarikan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Namun sebelum turis sempat masuk ke sana, mereka tidak membeli tiket melainkan berdonasi dengan jujur.

Baca Juga: Paket Data Internet Habis? Ternyata Begini 3 Cara Transfer Paket Data Telkomsel

Lingkungan Desa Tanganan masih terjaga dengan baik. Banyak sawah dan tanaman yang masih terlihat asri. Kerbau milik warga bebas berkeliaran di pekarangan rumah.

Sambil mempelajari sejarah, budaya dan adat istiadat, menikmati keindahan rumah adat dan merasakan lingkungan yang tenang, Anda bisa mengunjungi toko oleh-oleh yang menjual berbagai kerajinan tangan dari Desa Tanganan.

Toko ini menjual berbagai jenis kerajinan mulai dari anyaman bambu, ukiran dan lukisan di atas daun teratai yang dibakar dan kanvas yang dihias.

“Tanganan sangat terkenal untuk membuat kain Geringsing,” kata Nyoman. Hanya kain yang diproduksi di Desa Tanganan yang buatan tangan. Waktu pembuatan yang lama dan warna yang berasal dari tanaman membuatnya menjadi kenang-kenangan yang wajib dimiliki.

Editor: Hasanudin

Tags

Terkini

Terpopuler