Air Susu Ibu( ASI) Nilai Gizi serta Isi Protektifnya

- 29 Juli 2022, 01:21 WIB
Ilustrasi Air Susu Ibu (ASI).
Ilustrasi Air Susu Ibu (ASI). /

JEMBRANABALI.COM - Nutrisi ialah aspek kunci buat memelihara serta tingkatkan kesehatan sepanjang siklus kehidupan manusia. Dalam rangka pemberian nutrisi yang bermutu pada balita, World Health Organization sudah menetapkan kebijakan Global Strategy on Infant and Young Child Feeding. Isi kebijakan tersebut yakni menimpa standar emas pemberian hidangan pada balita.

Standar emas pemberian hidangan pada balita merupakan inisiasi menyusu dini( IMD) selekasnya sehabis balita lahir, pemberian ASI eksklusif 6 bulan ialah balita hanya diberikan ASI saja tanpa hidangan serta minuman ekstra kecuali obat, vit, serta mineral ekstra; membagikan hidangan pendamping ASI dengan santapan keluarga sehabis balita berumur 6 bulan; serta pemberian ASI diteruskan hingga balita berusia 2 tahun.( Perry, et al., 2010)

Bagi Reeder, et al.( 2003), pemberian nutrisi pada balita bukan cuma“ pengisian nutrisi” namun pula menggambarkan“ interaksi sosial, psikologis serta pembelajaran.” Orang tua tidak cuma mencermati nilai gizi nutrisi saja pada saat berikan makan balita, namun pula mencermati gimana berikan keakraban psikologis, melaksanakan interaksi serta membagikan pembelajaran pada balita. Balita yang disusui ibunya dengan ASI bakal memperoleh khasiat dari segi nilai gizi, interaksi sosial, psikologis ataupun pembelajaran.

Dari segi nilai gizi, ASI memiliki nilai gizi yang cocok buat balita. Balita yang disusui oleh ibunya bakal memperoleh kecukupan gizi buat berkembang kembangnya. Dari segi interaksi sosial, balita hendak dekat dengan ibunya kala bunda menyusui. Sebaliknya dari segi psikologis serta pembelajaran, balita yang diberi ASI hendak lebih yakin diri serta pintar( Pillitteri, 2007).

► Nilai Gizi ASI

ASI mempunyai nilai gizi yang sangat banyak. Komponen gizi ASI berbeda- beda membiasakan usia balita. Apalagi komponen ASI dari bunda yang melahirkan balita prematur berbeda dengan balita matur. Demikian pula dengan komponen ASI yang tersimpan di alveoli serta yang disekresi dikala menyusui. Komponen ASI yang tersimpan di alveoli serta dikeluarkan pada permulaan menyusui lebih encer serta rendah lemak( Perry, et al., 2010).

Komponen ASI yang tersimpan di alveoli dituturkan dengan foremilk. Foremilk mempunyai kandungan lemak rendah namun kandungan proteinnya besar. Sebaliknya komponen ASI yang disekresi sepanjang menyusui dituturkan dengan hindmilk. Hindmilk mempunyai kandungan lemak serta protein yang lebih besar dibanding dengan foremilk( Perinasia 2010).

Secara garis besar komponen ASI bisa dipaparkan pada paparan di bawah:

● Lemak pada ASI

Bagi Perry, et al.( 2010) ASI memiliki kandungan lemak kurang lebih 3, 5- 4, 5%. Lemak ASI gampang diserap oleh balita dibanding susu formula sebab trigliserida pada ASI terlebih dahulu dipecah jadi asam lemak serta gliserol oleh enzim lipase yang ada pada ASI( Perinasia 2010).( baca tentang enzim)

Halaman:

Editor: Shella Audiati Nurjana


Tags

Terkait

Terkini

x